
Setelah pindah dari rumah yang lama ke rumah yang baru, yang paling sedih hati adalah Kakek dan Nenek Aini, alias papa dan mamaku.
Kabar dari pembantu di rumah sebelumnya, setiap hari Mama menangis karena jauh dari Aini.
Sedangkan Papa, begitu datang ke rumah baru saya langsung saja memangku dan menciumi Aini tidak hentinya.
Yah… mungkin karena sejak lahir sampai usia 1 tahun 8 bulan ini Aini tinggal di rumah yang bersebelahan dengan kakek dan neneknya, maka ketika Aini pergi mereka merasa seperti ada yang hilang.
Tidak ada lagi bobo siang bersama Aini, menyuapi Aini makan, mengajak jalan2 pagi memutari komplek, merapikan barang2 yang diberantaki Aini sewaktu main….
Sebenarnya, saya juga merasa sedih bila ingat kesedihan papa dan mama atas kepindahan kami sekeluarga. Tapi mau bagaimana lagi. Rasa2nya, inilah jalan yang terbaik untuk kami.
Aini bisa lebih dekat dengan ayah dan uminya dan kami pun bisa hidup dengan lebih teratur dan mengatur sendiri kehidupan berkeluarga kami.
Kelak, insya Allah, bila kami sudah memiliki rizki untuk memiliki rumah dan kendaraan sendiri, ingin juga kami tidak terlalu jauh tinggal dari mereka. Setidaknya, tidak terlalu menyulitkan bila mereka ingin sering2 menengok Aini. Mudah2an waktu itu tidak terlalu lama lagi… Aamiin….
Leave a Reply