
Bangga. Alhamdulillah.
Aini bisa mengerjakan ulangan praktek IPA yaitu membuat rangkaian listrik seri atau paralel di sekolah. Semalam sebelum ulangan, saya mengajar Aini bagaimana cara menyambung batere dengan kabel, bohlam kecil, dan saklar. Pertama-tama, saya mengajar perbedaan antara rangkaian seri dan paralel serta bagaimana listrik mengalir dari batere ke rangkaian tersebut. Kemudian, saya mengajarkan apa saja peralatan yang dibutuhkan dan bagaimana menyambungkannya.
Aini sempat mencoba sendiri membuat rangkaian listriknya; ia bisa menyambung dua buah kabel yang dipakai dalam rangkaian seri tapi kesulitan menyambung tiga buah kabel dalam rangkaian paralel. Tiga kabel tersebut berasal dari satu buah kabel yang tersambung ke batere lalu terbelah menjadi dua jalur (paralel). Rupanya, setiap kali ketiga kabel itu disambung, selalu saja lepas karena tertarik waktu memasang ujung kabel yang lain.
Saya memberitahu Aini bagaimana cara menyambung tiga buah kabel agar tidak mudah lepas. Pertama kali yang harus dilakukan adalah menyatukan dua kabel menjadi satu, cukup dengan memilinnya saja. Kemudian, pilinan itu disambung dengan kabel tunggal yang menyambung dengan batere. Caranya adalah dengan menyilangkan kabel kemudian memilin persilangan tersebut hingga kuat. Setelah itu, barulah diselotip agar tidak mudah lepas. Melihat cara saya menyambungkan tiga kabel tersebut, Aini langsung berseloroh ‘Oooh… begitu caranya!’ dengan senang.
Alhamdulillah, esok harinya ia bisa mengerjakan tugas praktek rangkaian listriknya dengan baik. Aini kebagian membuat rangkaian listrik seri yang memang lebih mudah dan sederhana. Namun, teman-temannya banyak yang kebagian membuat rangkaian listrik paralel dan mereka mengalami kesulitan. Ada yang tahu cara membuat rangkaian tapi bohlamnya tidak berhasil menyala, ada yang tidak bisa menyambung kabel dengan benar, bahkan ada pula yang tidak tahu sama sekali bahwa pada rangkaian paralel harus membuat jalur kabel yang terpisah.
Yang membuat saya bangga, Aini dengan senang hati membantu teman-temannya yang tidak bisa. Ia mengajarkan bagaimana cara membuat rangkaian dan menyambung kabel, serta mengoreksi kesalahan yang membuat rangkaian mereka tidak mau menyala. Ketika saya bertanya mengapa Aini membantu mereka padahal itu adalah ulangan, ia menjelaskan bahwa itu adalah ulangan praktek, artinya guru hanya menginginkan murid-murid untuk mengerjakannya tanpa bantuan guru. Namun mereka boleh saling membantu dan bertanya pada temannya yang lain agar tugasnya selesai. Dugaan saya, ulangan ini bertujuan mengajarkan anak-anak seperti apakah rangkaian seri dan paralel itu secara nyata, namun pengerjaannya secara mandiri.
Setiap kali Aini atau Ayah melakukan suatu kebaikan berbekal apa yang saya ajarkan, saya seakan diingatkan kembali makna saya di dunia ini. Ya, saya hanya seorang Ibu Rumah Tangga. Lulusan kampus terbaik di Indonesia yang memilih untuk tidak berkarir di luar rumah dan fokus terhadap keluarga kecil saya. Mungkin memang Allah tidak mengijinkan saya untuk melakukan kebaikan itu dengan tangan saya sendiri, namun melalui Ayah dan Aini. Apapun itu, saya bersyukur kepada Allah yang telah menitipkan ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan yang berkembang seiring waktu (Aamiin.. mudah2an). Semoga saya bisa terus membagi ilmu yang telah Allah titipkan pada saya hingga akhir hidup saya.
Tinggalkan Balasan