Saat ini baru lepas azan zuhur, tapi Aini masih terlelap di kasurnya. Tidak seperti biasanya, hari ini ia tidur menjelang tengah hari dan satu jam setelahnya pun ia masih sangat pulas.
Tapi, tentu saja sebelum itu ia harus berkali-kali mendengar ‘omelan’ saya. Sebenarnya sudah sejak pagi saya ingatkan Aini agar ia tidur lagi sejenak. Hal itu dikarenakan ia tidur cukup larut semalam. Biasanya, Aini tidur paling lambat jam 9 malam. Tapi semalam, sampai jam 10 kurang pun ia masih bolak-balik keluar masuk kamarnya.
Pagi hari setelah shalat subuh, Aini tidak tidur lagi. Ia malah membuka-buka lembaran tugas sekolahnya, dilanjutkan dengan bermain game di iPad dan menonton film di TV. Alhasil, sekitar jam 10 an pagi, ia sudah terlihat mengantuk dan terganggu.
Gangguan pada anak kurang tidur yang terlihat di diri Aini adalah:
– Wajah kuyu dan badan menggigil kedinginan
– Mata sembab
– Sikap yang tidak tenang
– Kurang konsentrasi
– Rewel
– Menggaruk-garuk seluruh badan
Semua gejala itu muncul karena Aini berusaha keras menahan kantuk. Ia memerintahkan otaknya untuk terus terjaga padahal tubuhnya tidak lagi bisa bertahan. Akibatnya, secara tidak sadar ia tubuhnya bereaksi dengan aneka gejala tersebut. Yang paling jelas adalah menggaruk tanpa sebab.
Akhirnya, saya terpaksa mengambil langkah tegas dengan menceramahinya panjang lebar. Saya ingatkan Aini bahwa ia bertanggungjawab menjaga kesehatan tubuhnya, dan bahwa hanya ia sendirilah yang akan rugi seandainya ia tidak mau beristirahat.
Aini terpaksa menurut. Ia akhirnya masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu. Saya tahu ia merasa sedikit kecewa dan kesal karena disuruh tidur sementara ia masih ingin bermain. Tapi, semua itu untuk kebaikannya sendiri.
Satu jam kemudian, Aini masih tertidur lelap. Biarlah, biar saja ia menikmati menit demi menit dalam tidurnya hingga otak dan tubuhnya kembali segar. Bila telah bangun nanti, semoga tidak tampak lagi gangguan-gangguan pada anak kurang tidur seperti pagi tadi.