
Hasil pemakaian masker kefir selama beberapa hari ini lanjutan dari tulisan saya sebelumnya tentang pertama kali mencoba beli masker kefir di Coba-coba Membeli Masker Kefir. Singkat cerita, paket kefir yang saya beli pun datang, terdiri dari 10 bungkus krim masker yang disimpan di dalam plastik zip (perekat) untuk pemakaian selama 10 hari.
Meski bahan kandungannya diklaim alami, masker ini sempat saya terima terlambat karena kurir yang libur lebaran. Akibatnya, masker tidak lagi dalam kondisi dingin saat tiba di rumah. Padahal, di dalamnya terkandung bakteri probiotik dari susu yang telah berubah menjadi yoghurt, yang bekerja lebih baik dalam kondisi dingin. Karena sayang sudah mengeluarkan uang sebanyak seratus ribu rupiah untuk paket tersebut, akhrinya saya tetap mencoba memakai masker kefir tersebut.
Karena baru pertama kali, saya mencoba dulu memakai masker kefir ini sedikit demi sedikit. Satu bungkus plastik saya gunakan untuk dua kali pemakaian, pagi dan sore. Saya ikuti aturan cara pakainya seperti wajah dibersihkan dulu sebelum pakai dan dibersihkan dengan air dingin setelah pakai.
Hari pertama pemakaian, wajah masih terlihat biasa saja. Hari kedua dan ketiga, saya mulai merasa wajah terasa agak lembab dan kenyal. Hari-hari berikutnya terlihat agak cerah dan bercahaya.
Tetapi, menjelang akhir seminggu pemakaian, saya mulai merasakan ada yang aneh di wajah saya. Tiba-tiba saja, jerawat kecil-kecil bermunculan di wajah saya sekitar pipi dan dagu. Saya perhatikan, semakin hari semakin banyak jerawat muncul di tempat yang berbeda-beda. Karena penasaran, saya mencoba untuk terus memakai masker kefir tersebut, terutama di tempat jerawat-jerawat itu berada. Namun, ternyata semakin saya memakainya, semakin banyak jerawat baru bermunculan. Bahkan, jerawat yang sudah ada sebelumnya tetap tidak hilang dengan pemakaian masker yang berikutnya, malah semakin besar dan mulai terasa sakit.
Saya lalu mencari informasi tentang hal ini di internet; katanya ini adalah hal yang wajar dari hasil pemakain masker kefir. Proses keluarnya jerawat ini disebut purging atau breakout, yaitu reaksi kulit sebagai akibat dari detoksifikasi bahan-bahan kimia oleh kefir di wajah. Tertulis juga proses ini akan hilang setelah beberapa saat pemakaian masker diteruskan. Namun entah kenapa, saya merasa hasil pemakain masker kefir yang baru pertama kali ini sudah begitu parah.
Wajah saya jadi terasa sangat tidak nyaman; jerawat-jerawat tumbuh membesar seperti bentolan merah berisi air dan terasa cekit-cekit. Makin sakit kalau tidak sengaja tersentuh. Jerawat kecil seperti komedo tumbuh semakin banyak. Tidak tahan dengan proses ini, saya akhirnya berhenti memakai masker kefir sebelum habis semua satu paket.
Terus-terang, saya benar-benar kaget mendapati kondisi wajah yang tidak biasa seperti ini. Meski tidak berwarna terang, kulit wajah saya sejak remaja bisa dibilang tahan terhadap jerawat. Sekalipun ada hanya sesekali saja di periode menstruasi dan ukurannya pun hanya kecil atau sedang saja. Setelah periode bulanan lewat dan saya membersihkan wajah, kulit wajah saya biasanya kembali bersih. Makanya, punya jerawat yang lumayan besar seperti ini di pipi adalah pertama kalinya dan saya jadi bingung tidak tahu harus bagaimana. Akhirnya, saya putuskan untuk kembali ke klinik langganan saya di Wijaya Platinum untuk mendapatkan perawatan wajah.
Dengan kembalinya saya ke klinik, harapan bisa mendapatkan wajah cerah, lembab, dan glowing dengan bahan alami seperti masker kefir pun hilang sudah. Yang saya tidak mengerti adalah, bila informasi yang saya baca proses purging atau breakout itu terjadi karena detoksifikasi bahan-bahan kimia perawatan wajah, selama ini perawatan wajah yang rutin saya lakukan di klinik ya hanya di Wijaya Platinum itu saja. Selain klinik itu tidak ada tempat lain saya melakukan perawatan wajah. Produk-produk yang saya gunakan dari sana pun selama ini cocok bagi kulit wajah saya dan tidak menimbulkan ketergantungan saat dihentikan, yang artinya cukup aman dan ramah bagi kulit wajah saya yang sensitif.
Bila kemudian kulit wajah saya bereaksi demikian parahnya dari hasil pemakaian masker kefir ini, saya jadi bertanya-tanya apakah produk itu benar-benar bagus seperti yang diiklankan di mana-mana? Atau, apakah hal ini merupakan efek dari penyimpanan masker kefir yang tidak tepat karena terlambat diterima?
Respon tentang jerawat saya dari dokter di klinik langganan mengejutkan sekali. Ceritanya saya tulis di Lanjut: Pengalaman Memakai Masker Kefir.
Recent Comments