
Ada baiknya Anda mengetahui benar apa saja efek samping obat asam urat sebelum mengkonsumsinya. Hal ini agar Anda tidak kaget bila mengalami gejala-gejala tertentu setelah meminum obat tersebut. Seperti pada hal yang saya alami sendiri.
Singkat cerita, pada satu malam saya coba tes darah di laboratorium untuk mengetahui level asam urat dan kolesterol saya. Bukan iseng-iseng saya melakukan tes itu, tapi karena pada hari itu seharian dari pagi sampai sore saya sakit kepala dan leher. Awalnya saya pikir saya salah bantal ketika tidur, tapi setelah coba tidur dalam berbagai macam posisi tetap juga leher terasa kaku, nyeri, dan kepala berat, saya mulai terpikir kata-kata orang bahwa salah satu gejala kolesterol naik adalah pusing dan sakit di daerah leher (punuk). Jadi, malam itu meluncurlah saya dan suami ke apotek dekat rumah untuk tes darah.
Ternyata, hasil tes menunjukkan bahwa kadar asam urat dan kolesterol saya berada di atas normal. Innalillahi… teguran dari Allah buat saya!
Saat itu juga saya menemui dokter yang Alhamdulillahnya sedang bertugas di klinik pada apotek tersebut. Dokter meresepkan saya obat penurun asam urat zyloric, penurun kolesterol, pengencer darah, dan pengurang rasa sakit.
Di rumah, malam itu juga, saya minum obat asam urat yang diresepkan 3 x sehari dan obat kolesterol yang diminum pada malam hari saja. Keesokan harinya pun sama; minum obat asam urat, pengencer darah, paracetamol, dan penurun kolesterol.
Hari kedua setelah minum obat dengan teratur, saya mulai merasa ada yang aneh di badan. Seperti ada yang tidak biasa. Mood saya naik turun (kebanyakannya turun), badan lemas, mengantuk, sulit konsentrasi, dan perut sesekali terasa mual. Saya pikir, obat pengurang rasa sakit yang mengandung tramadol dan paracetamol penyebabnya. Saya yakin obat itu yang membuat saya lemas, ngantuk, dan badan terasa tidak nyaman. Akhirnya, di hari ketiga saya berhenti minum obat pengurang rasa sakit tersebut.
Alhamdulillah, rasa berat di kepala karena menahan kantuk berkurang setelah berhenti minum paracetamol tersebut. Tapi, rasa tidak nyaman di badan tetap saja ada. Tidak itu saja, tiba-tiba saja saya merasa sakit saat buang air kecil dan nyeri di pangkal tenggorokan.
Saya pikir apa saya batuk? Kok tiba-tiba saja pangkal tenggorokan terasa nyeri setiap kali menelan, apa saja, termasuk air dan angin. Bahkan saking sakitnya saya sampai sulit tidur karena setiap kali tidur tenggorokan terasa sangat kering sehingga saya terbangun dan batuk-batuk.
Karena penasaran, saya coba cari tahu apa sebenarnya kandungan dari obat-obatan lain yang masih saya minum. Obat pengencer darah mengandung aspirin, efek sampingnya diantaranya adalah menimbulkan rasa mual dan mencetuskan asma bronkial. Oke, berarti ada alasannya kenapa setelah minum obat ini setiap kali tidur asma saya kambuh dan nafas saya selalu bunyi ‘grok-grok’.
Obat penurun kolesterol relatif aman dikonsumsi bahkan dalam jangka waktu panjang.

Begitu saya baca efek samping obat penurun asam urat di internet, wah… ternyata banyak sekali! Saya sampai terkejut membaca daftarnya, mulai dari alergi di kulit hingga kematian! Ya Allah… luar biasa kagetnya saya! Ternyata obat ini memang obat yang ‘paten’; bisa bekerja baik menurunkan asam urat cuma saja efek sampingnya tidak main-main. Pada saya sendiri, efek samping yang terasa sangat mengganggu adalah penurunan mood, mual, sakit (sariawan) di pangkal tenggorokan, nyeri pada sendi dan otot, serta terganggunya saraf di mata kanan (tiba-tiba saja kedutan terus-menerus).
Tidak itu saja, ternyata ada tidak dianjurkan terjadi interaksi antara obat ini dengan obat yang mengandung asam salisilat, padahal pengencer darah yang saya minum mengandung zat tersebut! Secara umum dapat dijelaskan bahwa efektifitas zyloric dapat menurun bila diberikan bersama obat yang mengandung asam salisilat seperti di dalam pengencer darah. Entah mengapa dokter meresepkan kedua obat ini bersama-sama untuk saya.
Karena tidak kuat terhadap iritasi di pangkal tenggorokan yang membuat saya sulit menelan dan tidur, serta kedutan di mata yang sudah sangat menganggu, saya putuskan untuk berhenti minum obat asam urat tersebut. Saya ambil keputusan ini setelah banyak membaca dan mengetahui bahwa apa yang saya alami termasuk efek samping akibat alergi terhadap kandungan obat.
Alhamdulillah, sejak berhenti meminumnya, rasa sakit yang sebelumnya terasa sangat menyiksa di pangkal tenggorokan saya, berkurang jauh. Masih terasa sakit sih bila menelan, tapi tidak separah dua hari sebelumnya. Kedutan di mata masih ada, mudah-mudahan segera sembuh setelah minum banyak air putih dan kandungan obat ini keluar dari air seni. Oya, dari yang saya baca, bila minum obat ini disarankan untuk banyak minum air putih (2 – 3 liter sehari) untuk mengeluarkan asam urat dan kandungan obat dari ginjal. Yang lainnya adalah bila obat ini dihentikan maka kemungkinan besar efek sampingnya mereda. Satu lagi yang penting, dosis awal obat ini bila baru pertama kali digunakan adalah 100 – 200 mg per hari, bahkan 50 mg bila terjadi alergi pada pemakaian awal! Bayangkan betapa kagetnya tubuh saya menerima 300 mg obat ini dalam sehari seperti yang diresepkan dokter. Pantas saja aneka reaksi muncul di tubuh saya bersamaan dengan aktifnya obat ini membuang kelebihan asam urat di dalam tubuh.
Saya jadi berpikir untuk menemui dokter yang lain lagi, sekedar untuk mendapatkan opini yang lain. Apakah saya harus terus meneruskan terapi dengan obat asam urat ini? Bila ya, berapa dosis yang aman setiap harinya? Bila tidak, apa alternatif terhadap obat ini? Ini PR besar untuk saya, karena efek samping obat asam urat ini berbeda-beda pada setiap orang.
Untuk sementara ini, mungkin saya harus mencari obat asam urat lain yang lebih ‘jinak’ dalam menurunkan level asam urat saya.
Recent Comments