
Tepat hari ini, sudah 35 hari lamanya saya rutin minum juice bawang putih cuka apel. Sebenarnya, campuran juice ini bukan cuma bawang putih dan cuka apel, tapi di dalamnya juga ada lemon, madu, dan jahe. Alasan saya minum juice ‘CuMa Lem BaJa’ (cuka apel, madu, lemon, bawang putih, dan jahe) ini adalah karena saya akhir-akhir ini saya mengalami kondisi kesehatan yang menurun alias gampang sakit. Alhamdulillah, sejak rutin meminumnya, saya merasa kesehatan saya semakin hari semakin bertambah baik.
Juice ‘CuMa Lem BaJa’ yang pertama yang saya minum adalah produksi dari artis Ashanti yang bermerk ‘Ash Juice’. Saya menemukannya pertama kali secara tidak sengaja di instagram. Waktu itu, kalimat ‘bisa menurunkan kadar kolesterol dan asam urat yang tinggi’ dengan latar belakang gambar juice di botol plastik menarik perhatian saya. Penasaran, saya membuka instagram dengan nama merk juice tersebut dan membaca isinya secara keseluruhan. Ternyata juice tersebut dijual oleh Ashanti, istri dari penyanyi dan pencipta lagu Anang.
Banyaknya testimoni positif yang ada di dalam akun instagram tersebut membuat saya penasaran untuk mencobanya. Apalagi, selain jaminan turun kolesterol dan asam urat, ada juga mereka yang berbagi cerita tentang berat badannya yang turun setelah rutin meminumnya. Wah, ini dia…! Saya bersorak girang.
Bukan apa-apa, selama ini saya sudah capek rasanya berhadapan dengan berat badan yang sangat susah turun. Bonus dari berat badan yang ‘gampang naik dan susah turun’ ini adalah level kolesterol dan asam urat yang juga naik. Saya juga jadi mengalami ketidakseimbangan hormon yang berakibat pada tidak lancarnya periode bulanan dan badan pun sakit-sakitan, mulai dari terkena diare, batuk parah, hingga gampang lelah. Karenanya, saat melihat juice yang terdiri dari bahan-bahan herbal tersebut, saya tidak ragu-ragu untuk memesannya.
Tiga hari sejak pemesanan hingga pembayaran, juice bawang putih cuka apel itu pun tiba di rumah. Untuk pertama kali, saya memesan satu botol dulu. Saya ingin mencoba dulu seperti apa rasa juice tersebut, apakah pedas jahe, bau bawang putih, atau asam lemon? Ternyata, saat saya meminumnya untuk yang pertama kali, kesan yang saya dapatkan adalah ‘enak’! Ya, ramuan juice dari Ashanti ini ternyata rasanya nikmat; hangat di tenggorokan bercampur asam manis segar dari lemon dan madu. Bau bawang putihnya hanya tercium saat dituang ke sendok, namun ketika diminum yang lebih berasa adalah jahe merahnya. Wah, kalau begini saya tidak ragu-ragu meminumnya dengan rutin!
Botol pertama habis hanya dalam waktu sekitar dua minggu saja. Saya meminumnya berdua dengan aini; saya dua sendok setiap minum sedangkan aini satu sendok. Alhamdulillah, setelah meminumnya dengan rutin setiap hari, periode bulanan saya yang biasanya tidak lancar (hanya berupa bercak-bercak saja dan berlangsung sangat cepat) kali ini keluar cukup lancar. Memang tidak banyak, tetapi yang jelas berbeda jauh dengan bulan-bulan sebelumnya.
Saya lalu memesan juicenya lagi, kali ini dua botol sekaligus agar bisa lebih lama meminumnya. Nah, menjelang habis botol kedua saya merasa ada gejala lain di tubuh saya yang tidak biasa. Saya sering merasa anyang-anyangan alias tidak tuntas ketika buang air kecil. Selain itu, saya juga merasa perut bagian bawah terasa tidak enak dan sesekali terasa nyeri.
Akhirnya saya memeriksakan diri ke dokter kandungan di rumah sakit. Pilihan dokter yang saya tuju adalah dokter kandungan. Entah kenapa saat itu saya memilih ke dokter kandungan, bukan dokter urologi. Saya pikir, anyangan-anyangan yang saya rasakan ada kaitannya dengan periode bulanan saya yang tidak lancar.

Melalui USG, dokter menemukan ada kista kecil seukuran 2×1 cm di rahim sebelah kanan saya. Saya yang mengetahui hal itu sontak kaget dan shock, tapi Dokter menenangkan dengan memberitahu bahwa kista tersebut adalah kista simpleks yang biasanya muncul ketika periode bulanan dan akan hilang dengan sendirinya. Saya hanya diminta untuk kontrol lagi tiga bulan kemudian untuk melihat apakah kista tersebut hilang atau semakin berkembang. Akan halnya dengan anyang-anyangan saya, menurut dokter itu adalah gejala penyakit ISK (Infeksi Saluran Kemih) dan saya diresepkan antibiotik dosis tunggal. Cerita lebih lengkap mengenai kista dan ISK ini saya tulis di post lain.
Di rumah, sambil meminum obat antibiotik dari dokter, saya meneruskan minum juice bawang putih dan cuka apel. Saya memberi rentang waktu sekitar 3 jam dari antibiotik dan juice tersebut agar masing-masing dapat bekerja dengan optimal. Juice herbalnya sendiri saya minum dua sendok makan sekali minum, dua kali sehari yaitu pagi ketika bangun tidur dan malam sebelum tidur. Entah apakah pengaruh dari juice ini atau bukan, saat saya ke dokter yang sama seminggu kemudian untuk periksa karena tiba-tiba terjadi pendarahan, ternyata kistanya sudah hilang dan hanya tinggal bekasnya saja. Sementara itu, anyang-anyangannya masih ada namun sudah berkurang. Dokter kembali meresepkan saya antibiotik berbeda untuk mengobatinya. Cerita lengkapnya di post lain ya.
Hingga kini, tidak terasa sudah tiga buah botol ‘Ash Juice’ habis kami minum selama sebulan lebih. Yang rutin meminumnya di rumah adalah saya dan aini, namun akhir-akhir ini Ayah juga meminumnya sesekali. Menurutnya, sehabis minum itu tidur malamnya jadi lebih nyenyak dan badan yang pegal-pegal terasa lebih enak. Sementara itu pada Aini, yang paling terlihat jelas adalah bentuk tubuhnya yang mulai ramping dan periode bulanannya yang lancar.
Pada saya sendiri, berat badan saya belum banyak turun namun beberapa celana dan baju yang biasanya sempit sudah mulai melonggar. Tidak hanya berpengaruh kepada lemak di tubuh, sesekali kami pun meminum juice tersebut saat kena sakit tenggorokan karena minum minuman dingin atau makan makanan yang berbumbu tajam. Alhamdulillah, tenggorokan yang nyeri cepat membaik setelah meminum juice berisi bawang putih tunggal tersebut.
Menjelang botol ketiga habis, saya mencoba untuk membeli merk yang berbeda, yaitu ‘Sano’. Saya membelinya karena ingin mencoba juice sejenis dengan harga yang lebih ekonomis. Sebotol Ash Juice dengan ukuran 350ml harganya Rp 240.000,- per botol, sedangkan Sano dengan ukuran 300ml harganya Rp 135.000,-. Saya pikir, bila isinya memang sama persis tentu tidak ada salahnya saya mencoba yang lebih ekonomis namun tetap berkhasiat.
Saya membeli ‘Sano’ dari tokopedia dengan gojek. Segera setelah datang, saya mencobanya sesendok karena penasaran dengan rasanya. Ternyata, rasanya berbeda dengan Ash Juice. Sano terasa lebih manis dan bawang putihnya sangat dominan, cocok sekali disebut juice herbal. Saya pikir, juice ini lebih cocok diminum oleh saya dan Ayah, bukan Aini, karena indera perasa kami sudah lebih toleran terhadap aneka rasa herbal.
Singkat cerita, kami sekeluarga hingga saat ini masih setia meminum ramuan ‘CuMa Lem BaJa’ tersebut. Apapun merk dan seberapa pun harganya, selama terasa khasiatnya akan terus kami minum. Terutama untuk saya dan Ayah, karena kami berdua sudah memasuki usia 40 tahun dan harus lebih berhati-hati menjaga kesehatan. Untuk sementara ini kami masih membeli produk yang sudah jadi, tapi saya katakan pada Ayah bahwa saya akan membuatnya sendiri berbekal resepnya yang banyak beredar di internet. Semoga nanti akan ada kesempatan untuk membuatnya dan membaginya ke keluarga terdekat yang membutuhkan. Aamiin.
Tinggalkan Balasan